Taman Nasional Bukit Baka-Bukit Raya merupakan kawasan konservasi yang terletak di jantung Pulau Kalimantan, tepatnya di antara perbatasan Provinsi Kalimantan Barat dengan Kalimantan Tengah. Perjalananku kali ini ditemani terik matahari pagi yang menyengat seluruh tubuh. Lelah, penat, capek terbayar lunas saat ku berada di kawasan taman nasional bukit baka-bukit raya yang menjadi tempat tujuanku kali ini.
Bukit Baka-Bukit Raya adalah gabungan Cagar Alam Bukit Baka di Kalimantan Barat dan Cagar Alam Bukit Raya di Kalimantan Tengah yang merupakan paru-paru dunia. Kawasan ini memiliki peranan penting dalam fungsi hidrologis sebagai daerah tangkapan bagi Daerah Aliran Sungai Melawi di Kalimantan Barat dan Daerah Aliaran Sungai Katingan di Kalimantan Tengah.
Perjalanan yang tak sia-sia kulewati bersama pemandu wisata yang sangat ramah. Kawasan hutan Bukit Baka- Bukit Raya ini merupakan perwakilan tipe ekosistem hutan hujan tropika pengunungan yang mendominasi puncak-puncak pegunungan Schwaner. Wow, keren banget bukan? Informasi yang saya dapatkan Taman Nasional ini di kelola oleh petugas lokal dengan kerjasama Biro Departemen Kehutanan RI. “Kita disini mengelola taman nasional ini bekerjasama dengan dinas kehutanan kabupaten melawi, kemudian tingkat propinsi dan Biro Kehutanan pusat”, Ungkap Genteng Petugas SPTN Wilayah I Kalimantan Barat.
Di taman nasional ini tercatat ada 817 jenis tumbuhan yang termasuk dalam 139 famili diantaranya Dipterocarpaceae, Myrtaceae, Sapotaceae, Euphorbiaceae, Lauraceae, dan Ericadeae. Terdapat juga tumbuhan obat-obatan, anggrek hutan, bunga Raflesia (Raflesia sp.) yang merupakan tumbuhan parasit terbesar dan juga tumbuh di Gunung Kinibalu Malaysia.
Genteng menyebutkan, “Spesies hewan yang berada di taman nasional ini beraneka macam jenisnya”. Hewan yang tinggal di TNBBBR diantaranya yaitu beruang madu (Helarctus malayanus), musang wisel (Mustela nupides), macan dahan (Neofelis nebulosa), kucing hutan (Felis begalensis), kucing emas (Felis badia), babi hutan putih (Sus barbatus), babi hutan (Sus scrofa), orang utan (Pongo pygmaeus), wau-wau (Hylobates lar), Jenis burung yang menetap di taman nasional ini antara lain enggang gading (Buceros Vigil), elang tiram (Pandion haliaetus), elang bondol (Haliaetus indus), ayam hutan (Lophura bulweri), dan kuau kerdil kalimantan (Polyplectron schleiermacheri) yang merupakan burung endemik pulau kalimantan yang paling langka dan terancam punah.
Hewan satu-satunya yang paling langka di taman nasional ini adalah katak yang beratnya mencapai 2,5kg. Barbourula kalimantanensis, salah satu katak asli Indonesia yang belakangan ini menjadi perhatian para peneliti dan amfibi di dunia karena diduga adalah spesies yang baru ditemukan. “Biasanya katak itu muncul malam hari, kalau siang hari begini hewan-hewan kebanyakan yang tidur”, Ujar Genteng.
Beberapa lokasi/obyek yang menarik untuk dikunjungi antara lain:
- Arung jeram: lokasi arung jeram berada di sungai Ella (wilayah Kalimantan Barat) terletak di km 35 jalan PT. SBK (HPH PT Sari Bumi Kusuma) wilayah Resort Siyai/Dusun Belaban.
- Pendakian/panorama alam: terdapat dua bukit yang cukup menarik dan menantang untuk pendakian, yaitu puncak Bukit Baka (1.617 m dpl) dan puncak Gunung Bukit Raya (2.278 m dpl), serta puncak Gunung Bukit Asing (1.750 m dpl), Bukit Melabanbun (1.850 m dpl), Bukit Panjing (1.620 m dpl), Bukit Panjake (1.450 m dpl), dan Bukit Lesung (1.600 m dpl).
- Sumber air panas Sepan Apoi, di daerah Desa Batu Panahan, tepatnya pada sungai Bemban (anak sungai Katingan).
- Air terjun Demang Ehud: Air terjun yang merupakan patahan sungai Ella hulu.
- Wisata budaya: bagi yang mengagumi wisata dan menikmati karya budaya penduduk asli suku Dayak yang merupakan keturunan dari kelompok suku Dayak Limbai, Ransa, Kenyilu, Ot Danum, Malahui, Kahoi dan Kahayan. Di antaranya adalah rumah betang (rumah panjang tradisional yang dihuni oleh beberapa kepala keluarga), patung-patung leluhur yang terbuat dari kayu ulin/belian, dan kerajinan tangan lainnya.
Tentu sahabat Sporta yang suka berpetualang segera ingin kesana. Cara pencapaian lokasinya: Pontianak- Sintang-Nanga Pinoh (mobil/bus), 460 km selama sembilan jam dan dilanjutkan ke Nanga Nuak dengan speedboat selama 2,5 jam. Dari Nanga Nuak ke lokasi taman nasional selama dua jam dengan mobil. Atau dari Palangkaraya-Kasongan menggunakan mobil selama 1,5 jam, dilanjutkan menggunakan speedboat selama tiga jam menuju Tumbang Samba, dan ke Tumbang Hiran selama tiga jam dan ke Tumbang Senamang dan Kutuk Sepanggi selama dua dan empat jam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar